1 Ekspresi & fokus mata
Dalam pemotretan,sering kali pengarah gaya meminta model untuk ‘mengisi mata’, maksudnya adalah sorot
yang ekspresif saat menatap kamera. Tatapan yang terlihat kosong akan
memberi kesan ‘kurang hidup’. Bukan dengan membelalakkan mata, namun
cobalah bicara dengan pikiran dan hati Anda, maka mata akan lebih
ekspresif. Berkaca di depan cermin sangat membantu melatih ekspresi.
2 Bahasa tubuh
Di
sekolah modeling, menjaga postur tubuh saat duduk, berdiri, berjalan,
dan cara berbicara memiliki nilai penting. Hal ini menunjang bahasa
tubuh saat berpose di depan kamera dalam sebuah pemotretan. Gerakan
terlihat luwes, elegan, dan tidak kaku, sehingga memudahkan pengarah gaya dan fotografer untuk menghasilkan foto yang bagus sesuai busana yang dikenakan. Contohnya, untuk pemotretan dengan busana kebaya, tidak mungkin berpose gagah. Hal ini bisa dilatih sendiri dengan mengubah kebiasaan.
3 Penampilan serasi
Selain
wajah segar, make up dan rambut yang menunjang, model busana yang
sesuai dengan bentuk tubuh dan warna kulit, juga memberi pengaruh.
Hindari berfoto dengan busana yang membuat Anda terlihat lebih gemuk
atau terlihat lebih pendek. Carilah referensi dari majalah fashion atau acara TV sebagai inspirasi untuk mencoba gaya berbusana, bahkan pose yang cocok dan bagus.
4 Jangan mengandalkan teknologi
Walaupun teknologi digital imaging membantu menyempurnakan hasil foto, sebaiknya merias wajah tetap dilakukan manual untuk menunjang hasil akhir. Biasakan mengaplikasikan riasan dengan halus dan membaur. Karena, inti dari merias wajah adalah menonjolkan kelebihan dan menyamarkan kekurangan pada wajah.
5 Angle Wajah
“Bagian kiri dan kanan wajah memang berbeda, maka dari itu dibutuhkan angle untuk mendapat
sisi yang paling menarik. Biasanya akan didapat setelah sering mencoba
beberapa kali foto,” jelas Ira Duaty, model senior dan pengajar
modeling. Tulang pipi tinggi dan rahang lebih menonjol, di salah satu
sisi wajah biasanya menjadi angle andalan, karena menunjukkan karakter
lebih kuat. Untuk bentuk dahi yang lebar, siasati dengan dagu diangkat sedikit lebih tinggi.
6 Percaya diri
‘’Percaya
diri bahwa semua kekurangan dan kelebihan tiap individu merupakan
anugerah. Hal ini yang membuat seseorang menjadi unik dan menarik,
itu modal utama,” ujar Paula Verhoeven, model dan peragawati Indonesia
yang memiliki tinggi tubuh di atas 180 cm. Tanpa keyakinan tersebut,
sebuah foto tidak akan menghasilkan sebuah karya yang maksimal.
7 Kesegaran kulit
Kulit
wajah yang terlihat segar dan terawat sangat ‘bersahabat’ dengan mata
kamera. Jika pemotretan akan berlangsung keesokan hari, hindari tidur
larut malam, karena mengakibatkan kulit lebih berminyak dan layu. Untuk mengatasi
masalah ini, Bennu, make up artist selebritas, membagi rahasianya,
“Basuh wajah dengan air dingin di pagi hari, karena akan membantu
‘membangunkan’ kulit dan mengecilkan pori. Setelah itu, pakailah
pelembap wajah.”
8 Riasan wajah sesuai lokasi
Pemotretan out door dan in door tentu memiliki teknik riasan yang berbeda. Riasan out door sebaiknya diaplikasikan dengan gaya riasan seminimal mungkin. Gunakan alas bedak water proof dan perona mata warna pastel. Untuk pemotretan in door, sesuaikan dengan kondisi. Jika memiliki kulit normal dan bebas masalah, tidak perlu menggunakan alas bedak untuk hasil riasan yang berkesan segar dan flawless.
9 Bekerja sama dengan tim pemotretan
Berkomunikasi dengan tim pemotretan, mulai dari perias wajah, pengarah gaya,
hingga fotografer mengenai konsep foto yang akan dikerjakan. Hal ini
akan mencairkan suasana pemotretan sehingga terasa nyaman dan
menciptakan mood yang baik.
10 Produk rias wajah yang tepat
Pilihlah
alas bedak berbentuk cair yang mudah diaplikasikan, ratakan dengan
spons. Agar riasan pada hasil foto tidak terlihat seperti topeng,
gunakan.alas bedak dengan warna setingkat lebih gelap dari warna kulit.
Ratakan dengan bedak senada warna kulit asli.
fotografi pemula
Rabu, 19 Desember 2012
fashion
Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer atau praktek, khususnya di pakaian, sepatu, atau aksesori. Mode referensi untuk sesuatu yang tren saat ini dalam tampilan dan berdandan seseorang.
Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan "mode" istilah yang istilah yang lebih umum "kostum" telah populer digunakan sebagian besar telah diturunkan ke indera khusus seperti pakaian mewah atau menyamar pakai, sedangkan istilah "mode "berarti pakaian pada umumnya, dan studi itu.
Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan "mode" istilah yang istilah yang lebih umum "kostum" telah populer digunakan sebagian besar telah diturunkan ke indera khusus seperti pakaian mewah atau menyamar pakai, sedangkan istilah "mode "berarti pakaian pada umumnya, dan studi itu.
teknik-teknik pemotretan
Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar
dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya
berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang
dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus)
dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.
A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.
B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).
Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."
Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"
Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.
A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.
B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).
Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.
Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."
Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)
Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"
Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.
Langganan:
Postingan (Atom)